MAKALAH MATA KULIAH UMUM
DASAR-DASAR
PENDIDIKAN
MASALAH TERKAIT PENDIDIKAN
Oleh:
Ni Kadek Yulianingsih
1313042054
Pendidikan Bahasa Inggris
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandar Lampung
2013
Kata Pengantar
Puji syukur penulis
ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNYA lah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah
yang membahas tentang masalah pendidikan khususnya mahalnya biaya pendidikan
yang juga sekaligus merupakan judul, ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas
mandiri mata kuliah dasar-dasar pendidikan.
Dalam penulisan makalah
ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Semoga makalah ini
bermamfaat dan berguna untuk para
pembaca.
Bandar Lampung, 5 November 2013
Penulis
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
kita membahas
masalah-masalah yang ada di dalam dunia pendididikan, perlu kita ketahui apa
sebenarnya arti dari pendidikan itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu
memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian yaitu proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan,
cara mendidik.
Sedang menurut Ki Hajar
Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia merumuskan
pengertian pendidikan yaitu:
Pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak boleh
dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukan kesempurnaan hidup,
kehidupan, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan
dunianya (Ki Hajar Dewantara, 1977:14)
Jadi dapat disimpulkan
bahwa pendidikan merupakan media/sarana untuk memperoleh ilmu agar dapat membentuk
peserta didik yang berkarakter sehingga mempunyai pandangan kedepan utuk meraih
cita-cita dan dan mampu berdapatasi di lingkungan hidupnya atau merupakan cara
upaya untuk mengubah sikap seseorang menjadi lebih baik lagi. Dalam pendidikan,
manusia merupakan subjeknya. Oleh karena itu diperlukan pertanggungjawaban yang
dituntun dari subjek itu sendiri untuk memperlancar proses pendidikan ini. Setelah
seseorang menerima pendidikan atau melakukan proses pendidikan, tentunya akan
menghasilkan output. Hasil/output dari pendidikan adalah adanya perubahan pada
subyek-subyek pendidikan itu sendiri. Katakanlah dengan bahasa yang sederhana
demikian, ada perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Tetapi perubahan-perubahan yang terjadi setelah proses
pendidikan itu tentu saja tidak sesempit itu. Karena perubahan-perubahan itu
menyangkut aspek perkembangan jasmani dan rohani juga.
B. Masalah Pendidikan
Pendidikan merupakan
sarana untuk memperoleh ilmu agar dapat membentuk peserta didik yang
berkarakter dan mempunyai pandangan
kedepan untuk meraih cita-cita serta mampu beradaptasi di lingkungan, karena
pendidikan dapat memotivasi kita untuk lebih baik di segala aspek kehidupan.
Tetapi dunia pendidikan masih mempunyai kendala untuk mewujudkan pendidikan
yang lebih baik lagi, pendidikan yang berkarakter dan mampu mewujudkan
pendidikan yang maju. Berikut adalah
masalah-masalah penyebab rendahnya kualitas pendidikan secara umum :
1. Keefektifitasan Pendidikan
Pendidikan yang efektif
adalah suatu pendidikan yang bisa membuat peserta didik untuk dapat belajar
dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai
tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan
pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik dan bisa
mencapai tujuan.
Contohnya di Indonesia,
dalam proses pendidikan setelah melakukan penelitian dan survey ke lapangan,
ketidakefektifan terjadi karena tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan
pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga
tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini
merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran.
Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.
Selama ini, banyak
pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas
saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana
hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan
pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan
seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran rendah. Setiap
orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat
mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap
hebat oleh orang lain. Seperti di Indonesia, dalam pendidikan di sekolah
menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan dibidang sosial dan
dipaksa mengikuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran
yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang
sesuai dengan bakat dan minatnya. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah
pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan.
2. Keefisiensian Pengajar
Efisien berkaitan dengan
efektif. Efisien adalah bagaimana menghasilkan kemaksimalan dari suatu tujuan
dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh
lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa
melupakan proses yang baik pula. Di Indonesia hal itulah yang kurang
diperhitungkan. Kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaimana dapat meraih
standar hasil yang telah disepakati. Beberapa masalah efisiensi pengajaran
adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan,
rendahnya kualitas sarana secara fisik, rendahnya kualitas pengajar,
dan rendahnya kesejahteraan pengajar. Semua itu akan dijelaskan dalam
masalah pendidikan secara khusus.
3. Standarisasi Pengajaran
Jika kita ingin
meningkatkan mutu pendidikan, kita juga berbicara tentang standardisasi
pengajaran yang kita ambil. Dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang
dibutuhka oleh masyarakat terus-menerus berubah apalagi di dalam dunia modern
era globalisasi seperti sekarang ini. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki
oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar. Tinjauan
terhadap standarisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan membawa
kita pada pengungkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya
pendidikan yang hanya terpaku pada standar kompetensi saja sehingga kehilangan
makna dan tujuan pendidikan tersebut. Peserta didik terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai
standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif
dan dapat berguna nantinya. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil
lebih baik lagi, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Hal seperti ini sangat
disayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena
terlalu menuntun standar kompetensi. Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya
mutu pendidikan.
Selain beberapa penyebab
rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula penyebab rendahnya
kualitas pendidikan secara khusus:
1. Undang-undang pendidikan belum
lengkap
2. Rendahnya kualitas sarana secara
fisik
3. Rendah nya kualitas guru
4. Rendahnya kesejahtraan guru
5. Rendahnya prestasi siswa
6. Kurangnya kesempatan pendidikan
7. Rendahnya relevansi pendidikan dengan
kebutuhan
8. Mahalnya biaya pendidikan
1. Undang-undang Pendidikan Belum Lengkap
Masalah masih belum
lengkapnya perundang-undangan pendidikan dan kebudayaan, ini merupakan salah
satu sebab utama masih belum lengkap dan belum sempurnanya peraturan-peraturan
serta cara-cara kerja, padahal semua itu sangat perlu untuk menjamin lancarnnya
gerak roda pembaharuan pendidikan.
2. Rendahnya kualitas sarana secara fisik
Untuk sarana fisik
misalnya,banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak,
kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap.
Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak
memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung
sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan
sebagainya. Hal ini yg menyebabkan kurang efektifnya proses pendidikan.
3. Rendahnya kualitas guru
Guru merupakan satu
komponen penting dalam pendidikan. Kebanyakan guru berkeadaan memprihatinkan
khususnya di Indonesia dan belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk
menjalankan tugasnya yaitu mengajar. Bukan
itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Walaupun
guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan
tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai
cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas
pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang
rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
4. Rendahnya kesejahteraan guru
Rendahnya kesejahteraan
guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan. Kesejahteraan
guru berhubungan erat dengan gaji yang diterima. Beberapa tahun silam sebelum
adanya verifikasi guru, banyak guru yang bekerja sampingan untuk menambah
penghasilan. Karena gaji guru tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan
hal itu bisa saja menghambat/mengurangi keefektifitasannya dalam mengajar.
5. Rendahnya prestasi siswa
Dengan keadaan yang
demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru)
pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan.
6. Kurangnya kesempatan pendidikan
Kesempatan memperoleh
pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Selain itu layanan
pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini
nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara
keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan
pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
7. Rendahnya relevansi pendidikan
dengan kebutuhan
Hal ini berkaitan dengan
lulusan dan kebutuhan lapangan terhadap pekerja. Ketidakselarasan terjadi di
saat lapangan butuh keterampilan tertentu sedangkan lulusan tidak memilikinya.
Atau sebaliknya. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan
dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap
keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
8. Mahalnya biaya pendidikan
Seiring dengan
meningkatnya harga- harga barang yang berarti turunnya nilai uang rupanya
juga sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Biaya pendidikan pada masing -
masing sekolah dan perguruan tinggi jumlahnya bervariasi, namun kenaikan biaya
pendidikan merupakan hal yang pasti. Inflasi merupakan salah satu faktor
penyumbang mahalnya biaya pendidikan di Indonesia. Jika kita menengok ke
tahun - tahun lalu, tentunya biaya pendidikan akan lebih kecil dari tahun ini,
yang berarti merupakan pelajaran bagi kita untuk memperhitungkan tingkat
inflasi dan kenaikan biaya pendidikan anak dalam membuat perencanaan keuangan
untuk keluarga.
Mahalnya biaya pendidikan
di Indonesia tentunya tidak perlu dibandingkan dengan dengan biaya pendidikan
yang berlaku di negara lain seperti Singapura, karena tingkat kemakmuran dan
tingkat pendapatan masyarakat suatu negara dengan negara lain juga berbeda. Sebagian
orang berpendapat bahwa biaya pendidikan di Indonesia adalah terlalu
murah dan jauh lebih murah dibandingkan dengan negara lain. Kalau melihat
alasan di atas pendapat seperti ini tentunya tiak relevan dan hanya menilai
dari nominal saja, karena orang menilai suatu harga mahal atau tidak pasti akan
mengukurnya dengan uang yang dimilikinya atau tingkat pendapatannya. Mahalnya
biaya pendidikan sekarang ini dan banyaknya masyarakat yang berada dibawah
garis kemiskinan menyebabkan masyarakat tidak begitu peduli atau memperhatikan
pentingnya pendidikan bagi anaknya. Banyak anak putus sekolah dan hanya
mendapat pendidikan sampai pada jenjang sekolah dasar saja, bahkan ada yang
tidak besekolah hanya karena terlalu takut memikirkan mahalnya biaya. Padahal
pemerintah ingin menuntaskan wajib belajar sembilan tahun.
Jika masalah ini tidak
mendapat perhatian maka program tersebut tidak akan terealisasi. Banyak anak
yang putus sekolah karena orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya. Mahalnya
biaya pendidikan di Indonesia perlu di antisipasi dengan membuat perencanaan
keuangan yang lebih akurat dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti biaya
pendidikan sekarang, tingkat inflasi, usia anak sekarang, dan pada tahun ke
berapa biaya tersebut dikeluarkan. Ini sangat penting untuk menetukan jumlah
biaya pendidikan yang harus dikeluarkan pada waktunya nanti. Dengan demikian
setiap keluarga dapat mulai merencanakan berapa uang yang harus ditabungkan
mulai sekarang untuk mengantisipasi mahalnya biaya pendidikan di Indonesia.
C. Solusi Untuk Mengatasi Masalah Pendidikan
Untuk mengatasi
masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan
yaitu:
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Maka, solusi untuk
masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan–seperti rendahnya sarana fisik,
kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa. Maka, solusi untuk masalah- masalah teknis
dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem
pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan
kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk
meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi
dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan
alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Masalah-masalah dalam
dunia pendidikan khususnya rendahnya kualitas sistem pendidikan disebabkan oleh
beberapa hal utama yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan
yang masih kurang dioptimalkan.
Sedangkan masalah
pendidikan secara umum yaitu:
1. Undang-undang pendidikan belum lengkap
2. Rendahnya kualitas sarana secara
fisik
3. Rendah nya kualitas guru
4. Rendahnya kesejahtraan guru
5. Rendahnya prestasi siswa
6. Kurangnya kesempatan pendidikan
7. endahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan
8. Mahalnya biaya pendidikan
Ada 2 solusi untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut yaitu: solusi sistemik dan solusi teknis.
2. Saran
Masalah timbul sebenarnya
karena satu hal kemudian menimbulkan masalah baru. Seperi rendahnya kualitas
sistem pendidikan disebabkan oleh rendahnya kualitas guru selanjutnya rendahnya
kualitas guru mempengaruhi rendahnya prestasi siswa. Jadi untuk mengatasi
masalah-masalah ini sebaiknya dilakukan secara teknis, yakni yang menyangkut
hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Misalnya untuk
menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Daftar Pustaka
amrtabhuana.blogspot.com/2013/01/mahalnya-biaya-pendidikanmahalnyabiaya_21.html?m=1.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
m.kompasiana.com/post/edukasi/2013/08/22/mahalnya-biaya-pendidikan-akibat-tidak-konsisten/.
meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar