Senin, 21 April 2014

Makalah Pengaruh Budaya Luar terhadap Peranan Generasi Muda dalam Ketahanan Nasional


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERANAN MAHASISWA DALAM KETAHANAN NASIONAL
Makalah Mata Kuliah Umum Kewarganegaraan
Disusun oleh:
Ni Kadek Yulianingsih
1313042054
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandar Lampung
2014
Kata Pengantar
Puju syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul Pengaruh Globalisasi Terhadap Peranan Mahasiswa Dalam Ketahanan Nasional ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang pengaruh budaya asing terhadap budaya nasional dan pengaruhya dengan peranan mahasiswa dalam meningkatkan ketahanan nasional ini merupakan tugas dari Mata kuliah Umum Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.
Bandar Lampung, 19 April 2014

                                                                          Penulis

Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I   Pembahasan
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
1.3  Metode Penulisan
Bab II  Permasalahan
Bab III Pembahasan
3.1 Pengaruh Budaya Globalisasi Terhadap Budaya Nasional Indonesia
3.2 Pentingnnya Peranan Mahasiswa dalam Menanggapi Pengaruh Budaya Global
3.3 Implementasi Peranan Mahasiswa Menanggapi Pengaruh Budaya Global
3.4 Strategi Untuk Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Penutup

Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

Mahasiswa diidentikkan dengan agent of change. Kata-kata perubahan selalu menempel erat sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan membanggakan. Kekuatan yang dimiliki mahasiswa untuk melakukan suatu perubahan sangatlah besar sehingga tak bisa dipungkiri memang mahasiswa memiliki peranan penting dalam perubahan. Dari banyak peristiwa social yang terjadi di Indonesia, kita akan mengerti betapa pentingnya peran pemuda dalam pembangunan dan gerakan cultural bangsa tragedi Trisakti Mei 1998 yang menuntut reformasi untuk mengganti orde baru dan memaksa turun Presiden Soeharto dari kekuasaannya yang telah di genggamnya selama hampir 32 tahun sebagai salah satu bukti kekuatan mahasiswa dalam melakukan perubahan. Bung Karno pun pernah meengungkapkan tentang kekuatan pemuda dalam pidatonya yang berbunyi “Berikan sepuluh pemuda untukku, maka akan kuguncang dunia”. Bung Karno nampaknya menyadari dari awal, bahwa dalam pembentukan negara dan bangsa dibutuhkan pemuda sebagai penghuni untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indoonesia. Pemudalah yang memiliki kesegaran gagasan, semangat perubahan dan progesivitas pikiran, dan keluhuran cita-cita dalam membangun bangsa.
Berbagai peristiwa besar di dunia pun juga identik dengan peran mahasiswa di dalamnya, Namun, kondisi mahasiswa dewasa ini sangat mengkhawatirkan, tidak sedikit mahasiswa yang menjadikan kuliah sebagai ajang untuk bersenang-senang, berfoya-foya dan lain sebagainya bukan sebagai ajang untuk mengoptimalkan kemampuan intelektual dan pengembangan diri. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan ketidakmampuan mahasiswa dalam memfilterisasi pengaruh dari budaya asing yang menganut paham hedonisme, di tambah tidak adanya rasa prihatin mahasiswa terhadap lingkungan. Artinya seandainya saja mahasiswa dapat melihat betapa banyak orang-orang yang sangat menginginkan untuk melanjutkan studinya tetapi tidak memiliki kesempatan untuk itu di lingkungannya, pasti rasa untuk mengikuti perkuliahan dengan baik sangatlah mungkin terjadi, sehingga akan muncul mahasiswa-mahasiswa yang memiliki dan mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya untuk menjadi agent of change.
Penulis mengambil pokok tentang peranan mahasiswa dalam menanggapi pengaruh budaya global adalah untuk mengingatkan agar mahasiswa tidak lebur dalam pengaruh budaya global. Karena di era gobalisasi sekarang ini dimana dunia telah memasuki babak baru masyarakat global, yakni babak dari suatu era masyarakat yang semakin universal dan modern sehingga masyarakat dunia dapat saling berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh ruang, gerak, dan waktu. Sangat dikhawatirkan jika pengaruh globalisasi akan mengakibatkan mahasiswa lebur di dalamnya. Sebagai sesama mahasiswa penulis merasa mempunyai tanggung jawab untuk saling mengingatkan dalam menjaga budaya nasional Indonesia.

1.2  Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengetahui pengaruh budaya globalisasi terhadap budaya nasional Indonesia.
2. Memahami pentingnya peranan mahasiswa dalam menanggapi pengaruh budaya global.
3. Mengungkap dan memahami implementasi mahasiwa menanggapi pengaruh budaya global untuk menjaga budaya nasional Indonesia.
4. Mengetahui Strategi Mahasiswa/pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional.
5.  Memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Kewarganegaraan.
1.2  Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis memperoleh informasi dari internet yang berkaitan dengan materi dalam makalah ini.
Bab II
Permasalahan
Dari penjelesaan dalam latar belakang diatas maka permasalahan dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh budaya globalisasi terhadap budaya nasional Indonesia?
2. Bagaimana pentingnya peranan mahasiswa dalam menanggapi pengaruh budaya global?
3. Bagaimana implementasi mahasiswa menanggapi pengaruh budaya global untuk menjaga budaya nasional Indonesia?
4. Apa saja strategi untuk mahasiswa dalam memperkuat ketahanan nasional.
Bab III
Pembahasan

3.1 Pengaruh Budaya Globalisasi terhadap Budaya Nasional

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan negara Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Segi budaya merupakan yang paling rentan terkena dampak negatif globalisasi. Bentuk informasi dan sarana yang dapat diterima dengan bebas akan mampu mempengaruhi pola bertindak dan berpikir mahasiswa ataupun masyarakat luas. Bahayanya kini para mahasiswa lewat asumsi mereka (pemuda) bangga dengan identitas buatan atau kultur imitasi yang mereka sandang dalam kesehariannya. Sangat ditakutkan asumsi itu malah Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya rasa ego yang berlebihan. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat menggangu kehidupn nasional bangsa.
Arus globalisasi saat ini sangat jelas telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari Tor-Tor dan Tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, pemuda di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik. Selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti “OK, No problem dan Yes”, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta “menyumbang” bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend di lingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan “baik”. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
3.2 Pentingnya Peranan Mahasiswa dalam Menanggapi Pengaruh Budaya Global

Pengaruh globalisasi terhadap anak muda begitu kuat. Meskipun globalisasi memiliki dampak posotifnya seperti dari globalisasi sosial budayanya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan IPTEK dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Namun, dampak negatifnya jauh lebih besar dibandingkan dampak positifnya. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Sebagai contoh dari cara berpakaian remaja, saat ini saja banyak yang menggunakan pakaian minim bahan dan ingin terlihat seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Kesimpulannya, mahasiswa lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya dari pada menjadi dirinya sendiri. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi mahasiswa, internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, maka akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak mahasiswa yang menggunakan tidak sebagaimana mestinya. Rasa sosial terhadap masyarakat pun menjadi pudar bahkan hilang karena mereka lebih memilih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Apabila kondisi ini dibiarkan dan terus tumbuh sumbur, maka jangan heran, cepat atau lambat budaya nasional Indonesia yang merupakan identitas nasional bangsa Indonesia akan pudar bahkan hilang karena nilai nasionalisme masyarakat Indonesia akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa sosial terhadap masyarakat.
3.3 Implementasi Peranan Mahasiswa Menanggapi Pengaruh Budaya Global untuk Menjaga Budaya Nasional Indonesia

Arus globalisasi sekarang ini begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Globalisasi mempunyai dampak yang positif dan negatif dalam pengaruhnya. Dalam globalisasi modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. Modern juga berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat. Berdasarkan analisa dan uraian di atas maka pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme antara lain, yaitu:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.
3.  Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Selektif terhadap pengaruh budaya global.
5. Mewujudkan, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil-adilnya.
Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh budaya global yang dapat melunturkan nilai nasionalisme bangsa Sehingga kita tidak akan kehilangan identitas nasional Indonesia.

3.4 Strategi untuk Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia guna memperkuat ketahanan nasional adalah:

1. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.
2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat lintas bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta melibatkan peran serta masyarakat.
3. Menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek dan pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang merupakan proses gradual (berangsur-angsur) semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses gradual ini secara sosiologis merupakan proses sosialisasi (penanaman) nilai dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu menerapkannya dalam lingkungannya.

Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan sebuah generasi. Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai kemandirian. Pertama, harus diciptakan iklim yang kondusif agar para generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing. Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan generasi muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.

Bab IV
Penutup

4.1.Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa globalisasi tidak hanya membawa dampak atau pengaruh positif terhadap pemuda (mahasiswa) dan kebudayaan bangsa Indonesia, tetapi juga dampak negatif. Hal ini dapat dilihat dari perubahan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dan sedang berlangsung di lingkungan kita, seperti mahasiwa yang tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sopan), cara berpakaian yang tidak lagi sesuai dengan norma-norma bangsa Indonesia, mahasiswa yang tidak lagi mengindahkan kebudayaan daerah karena lebih suka dengan budaya luar, dan masih banyak lagi. Hal ini jelas mengganggu peranan mahasiswa dalam melestarikan kebudayaan bangsa. Pemuda yang seharusnya menjadi tonggak utama guna memperkuat ketahanan nasional bangsa melalui kebudayaan malah bertindak sebaliknya.
Untuk mengurangi bahkan menghilangkan budaya pemuda/mahasiswa yang mulai bergerak kebarat-baratan ini, dapat dilakukan dengan membentuk kesadaran budaya pada pemuda/mahasiswa yaitu dengan cara mengoptimalkan peran pemuda/mahasiswa dalam pelestarian budaya yang telah ada atau membentuk budaya baru yang lebih baik lagi. Untuk dapat menuju ke arah itu, mahasiswa perlu untuk dibentuk dan di arahkan terlebih dahulu untuk lebih cinta dengan tanah air kita, menumbuhkan dan meningktakan rasa nasionalisme sehingga kita (pemuda) tidak kehilangan identitas nasional Indonesia dan dapat memperkuat ketahanan nasional.
4.2  Saran

Budaya nasional merupakan faktor penting dalam identitas nasional bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa yang merupakan penerus bangsa hendaklah kita lebih memberikan perhatian penting terhadap budaya nasional bangsa indonesia di tengah berkembangnya budaya global seperti sekarang ini. Jangan sampai identitas tersebut malah melebur dalam budaya global. Mencintai dan melestarikan budaya nasional bangsa Indonesia merupakan langkah awal proteksi terhadap pengaruh negative budaya global. Hal ini jelas untuk menjaga identitas nasional bangsa Indonesia di tengah era globalisasi.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. 12345. [Online] http://jabarsut.files.wordpress.com/2009/01/12345.doc. Di Akses pada tanggal 18 April 2014 pukul 19.14.

Fikri, Atika. 2012. Mahasiswa di Era Globalisasi. [Online] http://atikaf.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Di akses pada tanggal 19 April 2014 pukul 20.45.


Sutrisno, Rendy. 2009. Makalah Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah. [Online] http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/. Di akses pada tanggal 19 April 2014 pukul 18.55.

Kamis, 17 April 2014

Makalah LKMMH & MAHASABHA ke-24 UKMH UNILA


LAPORAN KEGIATAN LKMMH (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Hindu) DAN MAHASABHA KE-24
(Makalah Agama Hindu)


Oleh
Ni Kadek Yulianingsih
1313042054






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu Om
Puja dan Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kertha Wara NugrahaNYA kegiatan LKMMH (Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Hindu) dan Mahasaba XXIV ini dapat terlaksana. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk pembelajaran bagi kami semua yang telah datang ke acara dan untuk pembentukan dan pelantikan ketua umum dan anggota UKM Hindu Universitas Lampung. Tak lupa penulis selaku panitia dan peserta kegiatan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kesuksesan kegiatan ini karena kegiatan ini tidak akan berjalan matang sesuai rencana tanpa adanya keterlibatan banyak pihak yang terkait didalamnya. Dan juga untuk makalah ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Om Santih, Santih, Santih Om

Bandar Lampung, 17 November 2013

                                                                             Penulis


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I.   PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan dalam Ajaran Hindu
2.2 Teknik Persidangan
III. PEMBAHASAN
3.1 Rencana dan Persiapan Kegiatan LKMMH
3.2 Rangkaian Kegiatan LKMMH
3.3 Hambatan pada Kegiatan LKMMH
3.4 Rencana dan Persiapan Kegiatan Mahasabha ke-24
3.5 Rangkaian Kegiatan Mahasabha ke-24
3.6 Hambatan pada Kegiatan Mahasabha ke XXIV
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



I. PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

LKMMH atau disebut dengan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Hindu merupakan sebuah kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung yang bertujuan untuk melatih para mahasiswa hindu agar memiliki kemampuan memimpin dalam mengatur sebuah organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan manusia. Dan kepemimpinan merupakan cabang dari ilmu dari administrasi. Kepemimpinann adalah suatu seni atau pengetahuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Mahasabha adalah salah satu kegiatan yang biasa diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung setiap tahunnya. Mahasabha ke-24 kali ini diselenggarakan pada tanggal 21 Desember 2013 bertujuan untuk memilih dan menetapkan pengurus UKM Hindu Universitas Lampung periode 2014-2015 dan menetapkan Garis-garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi (GBHPKO) dan menetapkan anggaran rumah tangga UKM Hindu Universits Lampung.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari kegiatan ini adalah:
1. Apa saja yang dilakukan pada kegiatan LKMMH?
2. Apa saja yang kita peroleh dari kegiatan LKMMH?
3. Apa saja yang dilakukan pada kegiatan Mahasabha?
4. Apa sajakah yang dibahas saat kegiatan Mahasabha berlangsung?

1.3  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui melalui/dalam bentuk tulisan, materi apa saja yang telah diberikan pada saat kegiatan LKMMH.
2. Mengetahui melalui/dalam bentuk tulisan, apa saja yang diperoleh saat kegiatan LKMMH dan Mahasabha yang diselenggarakan oleh UKM Hindu Universitas Lampung.
3. Merealisasikan salah satu program kerja UKM Hindu 2013/2014 Universitas Lampung.



II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kepemimpinan dalam Ajaran Hindu

Kepemimpinan adalah untuk mengkoordinasikan, kemampuan untuk mengadakan perencanaan, kemampuan menggerakan serta dapat mengadakan
pengawasan.

2.1.1 Tugas dan Wewenang Pemimpin
Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan, sedangkan wewenang adalah hak untuk bertindak. Demikianlah seorang pemimpin harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan wewenang dan wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan bawahannya.

2.1.2 Syarat-syarat Kepemimpinan
Pada umumny kepemipinan memerlukan sifat dan syarat-syarat kelebihan dari yang memimpin terhadap dari yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat intelek, karakter, rasa tanggung jawab, kesiapsiagaan yang diuraikan sebagai berikut:
1.      Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan dalam mengobserpasi pengetahuan, kemampuan menghadapi situasi baru, melihat hubungan antara kenyataan dalam suatu situasi.
2.      Karakter
Karakter adalah sifat-sifat kepribadian yang berhubungan dengan nilai-nilai.
3.      Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan maksudnya adalah selalu awas dan waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi dengan memelihara fisik dan mempertinggi kesaaran jiwa.
4.      Satya
Satya adalah kesetiaan. Kesetiaan merupakan kode etik dari semua Umat Hindu. Satya atau setia ini ada lima yang disebut Panca Satya yaitu:
1.      Satya hrdaya, yaitu jujur terhadap diri sendiri
2.      Satya wacana, yaitu setia pada ucapan atau perkataan.
3.      Satya semaya, yaitu setia kepada janji atau konsekuensi.
4.      Satya laksana, yaitu jujur dalam perbuatan.

2.1.3 Azas-azas Kepemimpian menurut Hindu
Agama Hindu tidak saja merupakan agama tertua tetapi juga agama yang mengandung semua aspek kehidupan manusia. Selain itu agama hindu merupakan aturan yang membimbing manusia untuk mencapai Moksatham Jagadhita termasuk juga didalamnya unsur kepemimpinan.
1.      Asta Brata
Asta brata adalah delapan pedoman yang harus dijalankan seorang pemimpin. Berikut adalah bagian-bagiannya:
1.      Indra Brata
Seorang pemimpin harus mamp bertindak seperti sifat dewa indra yaitu dapat memberikan kesenangan, dapat memenuh kebutuhan anak buahnya.
Yamabrata
Seperti Dewa Yama seorang pemimpin harus dapat bertindak tegas dan adil.
Suryabrata
Seorang pemimpin harus dapat memberikan kekuatan kepada anak buahnya baik jasmani dan rohani, dapat memberikan kesadaran akan tanggung jawab terhadap anak buahnya.
Candrabrata
Pemimpin yang mempunyai sifat bulan itu akan menyenangkan bawahannya (lemah lembut).
Bayubrata
Pemimpin harus dapat menengetahui segala hal ihwal dan pikiran anak buahnya.
Dhanabrata
Kuwera adalah dewa kekayaan. Artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh yang baik bagi bawahannya.
Barunabrata
Seorang pemimpin hendaknya dapat mendengarkan dan menampung semua pendapat anak buahnya. Seorang pemimpin harus mampu mendorong kegairahan kerja sesuai dengan hati nurani bawahannya.
Agnibrata
Seorang pemimpin harus mempunyai semangat yang berkobar-kobar dan dapat pula mengobarkan semangat anak buahnya yang diarahkan untuk melaksanakan tugas.

2.      Catur Periksa
Sama (Persamaan)
Pemimpin harus berbuat dan bertindak sama terhadap anak buahnya.
Beda (Keadilan)
Pemimpin harus dapat menilai anak buahnya dengan mencurahkan perhatian yang tidak berbeda-beda.
Dhana (Pertolongan)
Pemimpin hendaknya senantiasa rela mengeluarkn tenaga untuk menolong orang yang benar-benar memerlukan pertolongan demikian pula terhadap anak buahnya.
Danda (Hukuman)
Pemimpin harus berani bertindak tegas.

3.    Catur Paramitha
Dalam hubungannya dengan dunia luar yang bersangkutan dengan daerah tempat bertugas. Pemimpin harus melengkapi dirinya dengan ajaran Catur Paramitha yang terdiri dari:
1.      Maetri
Seorang pemimpin harus memandang orang lain sebagai sahabat karib.
2.      Karuna
Pemimpin harus dapat memberikan bantuan terhadap orang yang membutuhkan bantuan.
3.      Upeksa
Pemimpin mengutamakan kebenaran dalam menjalankan tugas kewajiban dimana saja berada.
4.      Mudita
Pemimpin harus selalu berusaha untuk mendapatkan simpati orang lain, agar simpati itu timbul maka pemimpin harus bertindak diatas relnya Tri Kaya Parisudha.

4. Catur Prawrti
Catur prawrti adalah empat pedoman yang patut dipahami dan diterapkan oleh setiap orang terutama pemimpin.
1.      Arjawa (kejujuran)
2.      Anresangsya (tidak memuji diri sendiri)
3.      Dama (kuat imannya)
4.      Indrya Nigraha (dapt mengekang hawa nafsu)

(Drs. Nengah Maharta, M.Si dkk. 2011)


2.2  Teknik Persidangan
Sidang atau persidangan adalah salah satu kelengkapan organisasi yang mutlak harus dimiliki oleh setiap organisasi dimanapun dan apapun, karena ditangan persidangan inilah arah dan tujuan organisasi tersebut ditentukan.
Secara umum sidang sendiri memiliki pengertian berkumpul, bermusyawarah dan beruning (Muhammad Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia), sedangkan secara khusus pengertian sidang dapat lebih dispesifikkan lagi tergantung siapa dan apa tujuan diadakan persidangan.

2.2.1  Jenis-jenis Sidang
Jenis sidang ada empat yaitu:
1.      Sidang Komisi
Sidang ini hanya diikuti oleh anggota komisi saja untuk memn perudahkan perumusan dan pengambilan kebijakan sementara sehingga pembahasan bidang yang telah ditentukan lebih terfokus serta untuk pematangan materi sebelum dipelokan (membahas lebih spesifik, rinci, detail pada pokok permasalahan masing-masing kmisi yang telah ditentukan pada sidng pleno).
2.      Sidan sub-komisi
Sidang ini lebih terbatas dalam sidang komisi guna mematangkan materi lebih lanjut.
3.      Sidang Pleno
Sidang pleno biasa disebut dengan sidang besar yang diikuti oleh seluruh peserta sidang tanpa keuali (peserta dan peninjau).
4.      Sidang paripurna
Sidang paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau. Sidang paripurna biasanya mengesahkan segala ketetapan dan keputusan yang berhubungan dengan permusyawaratan, biasanya berisi tentang pengesahan akhir hasil-hasil sidang.

2.2.2  Perlengkapan Sidang
            Untuk melaksanakan sidang dibutuhkan beberapa kelengkapan, seperti:
1.      Pimpinan Sidang
Pimpinan sidang adalah orang yang bertindak memimpin persidangan, ia wajib mengatur jalannya kegiatan. Seorang pemimpin sidang dituntut untuk bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi pendapat-pendapat yang berkembang dalam persidangan.
2.      Peserta Sidang
Peserta sidang adalah orang yang memiliki kepentingan unktuk bersidang, berkewajiban untuk mengikuti dan menjaga kelancaran jalannya persidangan (menaati tata tertib).
3.      Peninjau
Peninjau adalah orang yang hadir dalam persidangan kecuali peserta dan pimpinan sidang. Peninjau memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan peserta sidang, tetapi peninjau tidak dapat menggunakan hak suaranya dalam pengambilan keputusan.
4.      Palu Sidang
Palu sidang adalah palu yang digunakan untuk menetapkan suatu keputusan, palu sidang merupakan nyawa dari suatu persidangan, karena walaupun keputusan telah disepakati, tidak akan sah apabila tidak ada palu sidang untuk menetapkannya.
5.      Draft Sidang
Draft sidang adalah draft yang berisi permasalahan-permasalahan dan bahan yang akan dibahas dalam persidangan.
6.      Konsideran
Lembar konsideran adalah kertas yang berisi lembaran keputusan apa saja yang akan diambil dalam persidangan.
7.      Quorum dan Pengambilan Keputusan
Quorum adala syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan, karena tingkat quorum menunjukkan mana tingkat representasi dari peserta sidang. Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula tingkat representasi dari sidang tersebut.
1.    Persidangan dinyatakan syah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ + 1 dari peserta yang terdaftar pada panitia.
2.   Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil maka diambil dari suara terbanyak  ½ + 1  
dari peserta yang hadir di persidangan.
3.   Bila dalam pengambilan keputusan dari suara terbanyak terjadi suara seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilaksanakn pemungutan suara ulang sampai menemukan selisih.
8.      Notulensi
Notulensi bertugas mencatat jalannya persidangan. Mencatat setiap usulan dan keputusan serta merekapitulasi catatan sidang.

2.2.4  Ketentuan Sidang
Dalam persidangan ada beberapa ketentuan mendasar yang harus dipaham oleh pimpinan, peserta dan peninjau sidang, diantaranya:
1.      Serah Terima Pimpinan Sidang
Dalam serah terima tersebut kedua belah pihak berdiri berhadapan, kemudian pihak yang menyerahkan mengetuk palu sidang ke meja 1 kali, kemudian berkata “dengan mengucapkan Om Awignam Astu Namo Sidham palu sidang saya serahkan”. Kemudian pihak penerima menerima palu sidang lalu mengetuk palu sidang 1 kali ke meja lalu berkata “dengan mengucapka Om Awignam Namo Sidham palu sidang saya terima”. Selanjutnya sidang dapat dilanjutkan kembali.
2.      Penggunaan Palu Sidang
Cara mengetuk palu sidang adalah palu sidang diangkat setinggi kurang lebih 10-15 cm dari meja dengan sudut kemiringan kira-kira 50o-60o, kemudian diketuk dengan suara kira-kira dapat terdengar oleh seluruh peserta sidang.
1.      Jumlah Ketukan
1 kali ketukan digunakan untuk mengesahkan serah terima pimpinan sidang, pengesahan keputusan, menskors dan mencabut kembali skorsing sidang yang waktunya tidak terlalu lama sehingga peserta sidang tidak perlu meninggalkan tempat sidang.
2 kali ketukan digunakan untuk mengesahkan pembukaan dan pencabutan skorsing, dan melakukan lobbying.
3 kali ketukan digunakan untuk mengesahkan pembukaan dan penutupan sidang, dan pengesahan ketetapan final/akhir hasil sidang.
Ketukan berkali-kali (lebih dari tiga) digunakan untuk memperingati atau meminta perhatian peserta sidang.
            3. Interupsi
Interupsi adalah menyela atau meminta waktu kepada pimpinan sidang untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Dalam persidangan, umumnya terdapat beberapa jenis tingkatan interupsi yaitu:
1. Interruption poin of order (meminta kesempatan untuk berbicara). Istilah ini digunakan oleh peserta sidang manakala yang di intrupsi, baik peserta atau pimpinan sidang, dipandang melakukan  pembicaraan yang menyimpang dari masalah yang dibicarakan.
2. Interruption poin of information (meminta atau memberikan penjelasan), Pemotongan seperti ini dapat dilakukan peserta terhadap peserta lain atau pimpinan sidang, untuk diberikan atau memberikan informasi sebagai pelengkap dari apa yang telah disampaikan.
3. Interruption point of clarification (minta diperjelas), hal ini dilakukan untuk memperjelas masalah, agar tidak terjadi perdebatan pendapat yang menajam dalam persidangan.
4. Interruption poin of personal prevelage (permintaan untuk pembersihan nama).
5. Interruption poin of explanation digunakan untuk menjelaskan suatu pernyataan yang kita sampaikan agar tidak ditangkap keliru oleh peserta lain atau suatu pelurusan terhadap pernyataan kita.
6. Interruption poin of justification digunakan apabila menyatakan kesepakatan/setuju pada sebuah argumentasi.
7. Interruption poin of personal bentuk interupsi yang disampaikan apabila pernyataan yang disampaikan oleh peserta lain sudah diluar pokokmasalah dan cenderung menyerang secara pribadi.

4.  Skorsing
Skorsing adalah pengambilan waktu rehat dalam persidangan untuk keperluan tertentu. Misalnya terjadi dead lock (kebuntuan) dalam persidangan dan untuk mencairkan suasana diambillah langkah skorsing. Lamanya skorsing ditentukan oleh pimpinan sidang atas persetujuan peserta sidang dengan ketentuan sebagai berikut:
1.    Skorsing terbatas adalah skorsing yang lama waktanya ditentukan misalnya 2x10 menit.
2.  Skoring tak terbatas adalah skorsing yang diambil karena suatu hal darurat yang terjadi dalam persidangan, sehingga lamanya waktu skorsing tidak dapat ditentukan.
5. Lobbying
Lobbying adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatakan pandangan melalui obrolan antar dua pihak atau lebih yang bersebrangan secara informal.

6. Peninjauan Kembali (PK)
Mekanisme yang digunakan untuk  mengulang kembali pembahasan atau putusan yang telah ditetapkan.

7. Pembekuan Sidang
Pembekuan sidang merupakan langkah yang diambil apabila sidang, dikarenakan suatu hal terus-menerus mengalami kebuntuan (dead lock terus-menerus) dan setelah melalui jalan skorsing tak terbataspun tetap saja mengalami kebuntuan maka pimpinan sidan atas persetujuan peserta sidang berhak membekukan sidang, dengan catatan ini adalah langkah terakhir yang diambil setelah semua usaha yang dilakukan tetap tidak membuahkan hasil. Apabila hal ini dilaksanakan (sidang dibekukan), maka secara otomatis organisasi yang bersangkutan pun akan ikut membeku.

2.3.5  Tata Tertib dan Sanksi-sanksi
1. Tata tertib persidangan merupakan hasil kesepakatan seluruh peserta pada saat persidangan dengan memperhatikan aturan umum organisasi dan nilai-nilai universal di masyarakat.
2. Peserta yang tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban yang ditentukan dalam tata tertib persidangan akan dikenakan sanksi dengan mempertimbangkan saran dan usulan peserta sidang yang lain.




III. PEMBAHASAN


3.1  Rencana dan Persiapan Kegiatan LKMMH
Sebelum diadakannya kegiatan LKMMH dan Mahasabha ke-24, telah diadakan 4 kali rapat dalam seminggu sebagai rencana dan persiapan kegiatan. Rapat yang pertama yaitu pada Jumat, 6 Desember 2013 dengan terlebih dahulu dilakukannya permbentukan kepanitian untuk melancarkan jalannya kegiatan. Rapat kedua yaitu pada Minggu, 8 Desember 2013 penulis tidak tahu yang yang dibahas karena penulis berhalangan untuk hadir, sedangkan rapat yang ketiga pada Senin, 9 Desember 2013 membahas tentang bagaimana jalannya kegiatan (rundown) LKMMH dan Mahasabha sekaligus. Rapat terakhir untuk kegiatan LKMMH yaitu pada Kamis, 12 Desember 2013 membahas tentang laporan progres untuk masing-masing sie, maksudnya adalah laporan masing-masing sie untuk kewajiban apa saja yang telah mereka selesaikan. Sedangkan pada Jumat, 13 Desember 2013 dilakukan gladi bersih dan dekorasi tempat di lokasi yaitu di Gedung A1 Jurusan Ilmu Komputer,    F-MIPA, Universitas Lampung.

3.2 Rangkaian Kegiatan LKMMH
Kegiatan LKMMH merupakan salah satu program kerja Sekbid Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu, Universitas Lampung. Kegiatan yang bertemakan Membentuk Karakter Muda Hindu yang Kreatif, Inovatif, dan Berjiwa Pemimpin ini dilaksanakan pada Sabtu, 14 Desember 2013 di Gedung A1 Jurusan Ilmu Komputer F-MIPA Universitas Lampung dan ketua pelaksana dari kegiatan ini adalah Sayu Putu Okta.

Acara atau kegiatan ini diawali oleh  Ni Wayan Puspa A S sebagai Master Ceremony menyambut para peserta kegiatan.  Dilanjutkan dengan tari sambutan yaitu tari sigeh pangunten yang dibawakan oleh Nike Sri Utami, Ni Luh Pupita Gita Nurani, Sayu Putu Widya A, Sayu Made Leni L Y, dan Wayan Murnita Maileni. Selanjutnya yaitu peserta dimohon berdiri untuk bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Universitas Lampung, Mars UKM Hindu Universitas Lampung dan Cangget Agung yang di pandu oleh panitia paduan suara yang dibentuk secara dadakan.  Setelah itu pembacaan kitab suci Bhagawad Gita (IX.2) dibawakan oleh Wayan Suditike dan Dwi Mei Ningsih.
Kegiatan atau acara ini di buka oleh  Bapak Dr. Wayan Mustika sebagai wakil dari PD III Universitas Lampung dan pembina UKM Hindu Universitas Lampung yaitu Bapak Nengah Maharta. Pada saat itu beliau banyak menyampaikan tentang perjalanan hidup beliau semasa muda hingga beliau menjadi seperti sekarang ini.  Melalui perjalanan hidupnya beliau ingin menyampaikan bagaimana cara memanage diri sendiri untuk bisa menyesuaikan diri di lingkungan hidup kita. Asah diri, jangan menjadi orang yang eksklusive, jangan membuat ulah yang dapat merusak citra diri bahkan budaya sendiri dan ciptakanlah prestasi  untuk menaklukan orang-orang yang menentang kita. Itulah beberapa pesan beliau pada saat menyampaikan sambutannya.
Sebelum itu sambutan juga disampaikan oleh Sayu Putu Okta selaku ketua pelaksana dan Komang Wastawan selaku ketua UKM Hindu Universitas Lampung.  Setelah  terakhir sambutan dari Bapak Wayan Mustika, kegiatan selanjutnya yaitu doa yang dipimpin oleh I Putu Dharma Adi Wijaya sebagai penutup.

Penyampaian materi pertama disampaikan oleh I Ketut Adi Puspa dengan judul Manajemen Kepanitiaan dan Rapat.
Berikut adalah apa yang penulis peroleh dari pernyampaian materi pertama ini:

1.      Pengertian Kepanitian
Kepanitiaan adalah proses sekelompok orang  dalam  mengarahkan aktivitas bersamanya untuk mencapai tujuan tertentu.

2.      Manajemen Kegiatan Kepanitiaan Praktisnya
Manajemen kegiatan kepanitiaan praktisnya adalah POAC. POAC yaitu, Planing, Organizing, Actuating dan Controling dan Evaluating.
Planing yaitu rencana yang direncanakan atau dibuat oleh OC (Organizing Comite) di organisasi.  Tugas OC (Organizing Comitee) atau Panitia Pelaksana adalah untuk mengerahkan kepanitiaan membantu program kerja apa yang akan dilaksanakan oleh organisasi, memunculkan tujuan sasaran dan gambaran umum kepada panitia kegiatan, mengadakan koordinasi dengan SC, memahami Format dan desain acara, membuat perencanaan operasional, mengadakan konsolidasi internal mengimplementasikan susunan acara sesuai yang disusun SC, menetapkan keputusan operasional dan mengadakan evaluasi teknis.
Organizing dilakukan oleh SC (Organizing Comitee) atau panitia pengarah yaitu melakukan rekrutmen dan pengarahan. Tugas dari SC penghubung antara organisasi penyelenggara dengan OC, merumuskan format dan desain acara (susunan acara, tema, materi dan pemateri, waktu acara), menetapkan time schedule atau grand desing, menetapkan tugas umum OC, mengawasi dan mengarahkan kerja OC, dan memberikan evaluasi kepanitiaan.
Actuating yaitu tindakan atau pergerakan. Ada dua tindakan atau pergerakan ini, yaitu yang pertama persiapan dan yang kedua pelaksanaan. Persiapan adalah suatu proses dalam menjalankan suatu kegiatan untuk menyakinkan kita bahwa setengah dari kegiatan kita telah sukses atau berjalan lancar. Sedangkan pelaksanaan adalah sisa dari kesuksesan tersebut.
Controling dan Evaluating adalah mengontrol dan evaluasi. Dilakukan dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang mungkin terjadi pada pelaksanaan kegiatan sebelumnya sehingga menjadi suatu koreksi bagi  pelaksanaa kegiatan berikutnya.

3.      Perangkat-perangkat Kepanitiaan
Perangkat-perangkat kepanitiaan yaitu pelindung, penasihat, pembina, penanggung jawab, panitia pengarah (SC) dan panitia pelaksana (OC). Pelindung merupakan sebuah point plus untuk suatu organisasi karena dari sini terihat seberapa besar kekuatan atau bobot organisasi tersebut. Penasihat
Pembina
Penanggung jawab
Panitia Pengarah (SC) merupakan pihak yang memikirkan bagaiamana nantinya acara itu akan berjalan, yang mengkonsep dan menyusun acara agar acara dapat berjalan dengan lancar.
Panitia Pelaksana (OC) yaitu terdiri dari, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, sie kestari, sie acara, sie perlengkapan, sie humas dan dana, sie publikasi dekorasi dokumentasi, sie kesehatan dan keamanan, dan sie konsumsi.

4.      Fungsi Kepanitiaan
Ada beberapa fungsi kepanitiaan, yaitu sebagai ruang-ruang aktualisasi potensi diri (pembelajaran), sarana untuk mengidentifikasi kemampuan individu dalam hal menejerial terhadap suatu pekerjaan apakah ia merupakan strong leader atau tidak?, wahana untuk menguji sensitifitas kerja dalam kerja bersama, melatih professional kerja, melatih diri untuk membiasakan bertoleransi dan memahami orang lain apakah anda orang yang suka memaksakan kehendaknya, otoritas atau yang bagaimana?

5.      Pengrekrutan Pengelolaan Kepanitiaan
Pengrekrutan kepanitiaan dilakukan dengan pembuatan job description oleh OC, SC mempunyai tanggung jawab moral untuk ambil bagian dalam mengarahkan tugas/wewenang yang prinsip (arahan garis besar dari penyelenggaraan acara tersebut, tujuan) kepada ketua pelaksana, untuk kemudiaan ketua pelaksana membrek down ke semua sie yang ada, melalui mekanisme yang jelas.

6.      Manajemen Rapat
Pengertian rapat. Rapat merupakan suatu bentuk komunikasi dalam organisas yang melibatkan banyak orang, bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah atau menemukan solusi dari suatu masalah.

7.      Mengefektifkan Waktu Rapat
Mengingat dampak kerugian yang disebabkan oleh rapat tidak kecil,  maka perlu diselenggarakan rapat yang lebih efektif. Untuk itu, sebelum diadakan rapat perlu dilakukan:

1.   Menetapkan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Bagikan agenda tujuan dan topik yang akan dibahas dalam sehelai kertas pada calon peserta rapat.
2.   Cantumkan berapa lama waktu yang akan digunakan untuk rapat dan apa saja yang perlu dipersiapkan untuk rapat.
3.    Tekankan pada mereka untuk menghadiri rapat tepat waktu.
4.    Ketika rapat dimulai, batasi interupsi hanya untuk hal-hal mendasar dan mendesaK.
5. Kemudian lakukan pembahasan secara jelas. Di akhir pembahasan, buatlah daftar kesimpulan dan langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan.
Kemudian, jika ada peserta rapat yang memiliki kepentingan lain, dipersilahkan meninggalkan tempat. Kemudian lanjutkan pembahasan dengan peserta rapat yang tersisa. Perhatikan waktu yang dihabiskan untuk jalannya rapat. Jika sekiranya pembahasan membutuhkan waktu lama, lakukan voting untuk melanjutkan pembahasan. Jangan memperpanjang waktu tanpa persetujuan peserta. Ingat, jangan membicarakan masalah di luar pokok bahasan. Pemimpin rapat yang terlatih biasanya mampu menjaga pembicaraan agar tidak keluar jalur.

8.      Membuat Rencana Rapat
Secara general, rencana rapat harus memenuhi unsur 5W + 1H, yakni :

1.    Why. Mengapa rapat diselenggarakan?
2.    What. Agenda rapat atau materi apa yang akan dibahas dalam  rapat?
3.  Who. Siapa peserta rapat, ini menyangkut penentuan orang yang akan diundang di rapat sesuai dengan materi rapat?
4.    Where. Dimana rapat akan diselenggarakan?
5.    When. Kapan rapat akan diselenggarakan?
6.    How. Bagaimana rapat akan diselenggarakan formal atau non formal, terbuka atau tertutup?
9.      Memimpin Rapat
Ada beberapa hal yang perlu disiapkan dalam memimpin rapat, yakni: memahami tujuan rapat yang akan diselenggarakan, mengetahui wewenang dan tugas pemimpin rapat, memahami setiap acara rapat, memahami perencanaan prosedur rapat, menghubungi/menyiapkan notulen rapat, engatur/memanage petugas konsumsi dan akomodasi, mempersiapkan perlengkapan rapat, dan memeriksa ruangan rapat.
Pimpinan rapat yang baik memenuhi kriteria sebagai berikut:

1.    Berbicara spontan.
2.    Mengemukakan gagasan cemerlang.
3.    Mampu memotivasi peserta rapat untuk aktif dalam rapat.
4.    Mewakili kepentingan pimpinan dengan baik, sehingga tanpa kehadiran pimpinan, rapat tetap mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Selesai memberikan materi, pemateri atau beliau I Ketut Adi Puspa memberikan sedikit petuah/nasihat yaitu kita diharapkan untuk bisa memanage diri kita sendiri.
Materi yang kedua disampaikan oleh ibu Made Budiari, salah seorang pemiliki dari toko buku Fajar Agung. Disini sebenarnya beliau ingin menyampaikan materi yang berjudul Leadership tetapi terjadi sedikit masalah sehingga tidak banyak yang dapat beliau sampaikan. Pada saat itu beliau menyampaikan pengertian kepemimpinan, unsur yang dimiliki seorang pemimpin, empat prilaku seorang pemimpin, gaya kepemimpinan, dan peran seorang pemimpin.

1.      Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
2.      Untuk menjadi seorang pemimpin kita harus memiliki unsur seperti berikut yaitu:         
Rasa percaya diri
Kecerdasan
Dorongan/keinginan
Keberanian

3.      Empat prilaku seorang pemimpin
Ada empat hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahannya, yaitu prilaku mengarahkan, prilaku mendukung, memudahkan dan orientasi prestasi. Perilaku mengarahkan adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah. Bentuk komunikasi satu arah ini diantaranya adalah memberitahukan apa yang seharusnya dikerjakan, dimana tempatnya, bagaimana melakukanya dan mengawasi secara ketat apa yang dilakukan oleh bawahannya. Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah, misalnya mendengar saran bawahan, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, serta melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan. Prilaku memudahkan maksudnya adalah pemimpin selalu memberikan dukungan ketika pekerja berada di lapangan. Orientsi prestasi adalah seorang pemimpin melakukan motivasi untuk bawahannya untuk selalu mengedepankan prestasi.

4.      Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan ada 4 yaitu Gaya kepemimpinan otokrasi, Gaya kepemimpinan pembinaan, Gaya kepemimpinan demokrasi, dan Gaya kepemimpinan kendali bebas.
Pada gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah.
Gaya kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Gaya kepemimpinan demokrasi pada Gaya kepemimpinan demokrasi anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Gaya kepemimpinan kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan sebagai pemantau saja.

5.      Peran Seorang Pemimpin
Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, mentor konsultasi, Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara, dan Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
Penyampaian materi yang ketiga disampaikan oleh I Made Sudiarta dengan judul Teknik Persidangan. Berikut adalah apa yang penulis peroleh dari penyampaian materi ketiga ini:

1.      Pengertian Sidang
Sidang merupakan pertemuan formal suatu organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan sebagai sebuah kebijakan.

2.      Jenis Sidang
Jenis sidang ada lima yaitu:
1.      Sidang komisi
2.      Sidang pleno
3.      Sidang paripurna
4.      Sidang istimewa
5.      Sidang formatur
Pada saat itu juga beliau menjelaskan tentang prosedur dan contoh dalam pemgetukan palu, bahasa dalam persidangan, dan mempratekkan persidangan. Sidang dipraktekkan oleh Ketut Sasmita Atmaja sebagai pimpinan sidang, Ni Wayan Puspa A S sebagai sekretaris dan Wayan Ayu Mandala sebagai anggota. Kegiatan LKMMH ditutup dengan sembahyang bersama.

3.3  Hambatan pada Kegiatan LKMMH
Selama proses menuju pelaksanaan kegiatan LKMMH tidak sedikit kendala yang datang menghambat , mulai dari rencana dan persiapan kegiatan yang tidak berjalan efektif karena pada saat akan diadakan rapat tidak banyak panitia anggota kegiatan yang dapat datang. Hal tersebut dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Sehari sebelum kegiatan berlangsung, saat kami akan melaksanaan gladi bersih, lagi lagi hujan menjadi kendala. Hal ini menyebabkan kami harus melaksanakan gladi bersih pada hari H sebelum kegiatan benar-benar dimulai. Selain itu kendala juga menghambat pada saat kegiatan berlangsung, peserta dan undangan yang datag tidak terlalu banyak. Satu lagi yaitu salah seorang pemateri yaitu Ibu Made Budiari lupa atau tertinggal untuk materi yang akan disampaikan. Tetapi semua kendala yang menghambat tidak mengurangi sedikitpun kesuksesan jalannya kegiatan ini.

3.4  Rencana dan Persiapan Kegiatan Mahasabha ke-XXIV
Sebelum diselenggarakan kegiatan Mahasabha ke-XXIV, telah diadakan 1 kali rapat yaitu pada Rabu, 18 Desember 2013 yang membahas tentang rundown dan laporan progres masing-masing sie dan gladi bersih serta dekorasi tempat acara yang dilaksanakan satu hari sebelum hari H. Kegiatan ini di ketua panitiai oleh satu mahasiswa yang sama dengan kegiatan LKMMH yaitu Sayu Putu Okta.

3.5  Rangkaian Kegiatan Mahasabha ke-XXIV
Mahasabha merupakan kegiatan permusyawaratan tertinggi yang biasa diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung setiap tahunnya. Kegiatan yang memiliki tema yang sama dengan kegiatan LKMMH yaitu Membentuk Karakter Muda Hindu yang Kreatif, Inovatif, dan Berjiwa Pemimpin diselenggarakan pada tanggal 21 dan 22 Desember 2013 bertempat di Gedung A1 Jurusan Ilmu Komputer F-MIPA Universitas Lampung. Kegiatan ini dihadiri oleh hampir seluruh pengurus UKM Hindu Universitas Lampung, peserta sidang, 2 peninjau yaitu Komang Pujiana. Spd, Wayan Indrawan, 3 dewan penasihat yaitu I Made Sudiarte dan Ketut Ardi, I Made Suteja dan beberapa alumni.
Kegiatan ini dibuka dengan melantunkan lagu-lagu kirtanam yang dibawakan oleh petugas, selanjutnya penyambutan oleh Tarian Cendrawasih yang dibawakan oleh Luh Puspita Gita Nurani dan Wayan Murnita Meilani. Doa selanjutnya dipimpin oleh Wayan Krisma A P.

Sidang Pleno I
Sidang pleno I dimulai pukul 10.10 yaitu pembahasan jadwal acara, pembahasan tata tertib mahasabha XXIV yang dipimpin oleh pimpinan sidang sementara yaitu Nyoman Novianta, sekretaris yaitu Wayan Arya Utari dan anggota yaitu Kadek Ceria. Setelah kedua pembahasan tersebut disetujui oleh peserta sidang, pembahasan selanjutnya adalah pemilihan pimpinan sidang tetap (PST) yang selanjutnya akan memimpin persidangan hingga sidang berakhir. Pemilihan pimpinan sidang tetap diajukan oleh peserta sidang lalu diadakan voting untuk penentuannya. Setelah voting dilakukan akhirnya terpilih Wayan Adiatma dengan perolehan suaru 55 sebagai pimpinan sidang, Ketut Sasmita Atmaja dengan perolehan suara 9 sebagai sekretaris dan Nyoman Novyanta dengan perolehan suara 7 sebagai anggota.
Sidang Paripurna I
Setelah sidang pleno I membuahkan hasil, dilakukan sidang paripurna I yaitu mengesahkan hasil sidang pleno I yang masih dipimpin oleh pemimpin sidang sementara. Hadirin diminta berdiri oleh pimpinan sidang, lalu pimpinan sidang membacakan hasil sidang pleno I, kemudian disahkan dengan penandatangan yang dilakukan oleh pimpinan, sekretaris dan anggota sidang sementara pada lembaran hasil sidang tersebut.
Sidang Pleno II
Sidang Pleno II dimulai kurang lebih pada pukul 13.00 sampai pukul 00.00 membahas tentang laporan pertanggung jawaban pengurus UKM Hindu Universitas Lampung periode 2012-2013 per masing-masing bidang dan presidium inti sekaligus tanggapan laporan pertanggung jawaban. Laporan pertanggung jawaban di buka oleh Komang Wastawan selaku Ketua Umum UKM Hindu Universitas Lampung. Sebagai awalan beliau menyampaikan sejarah lahirnya UKM Hindu, kemudian visi dan misi, structur kepengurusan serta program kerja apa saja yang telah terlaksana selama kepengurusan, serta beberapa yang belum sempat terlaksana seperti tirta yatra oleh Bidang Kerohanian, study banding oleh Bidang Penelitian & Pengembangan Bakat dan seminar kewirausahaan oleh Bidang Kewirausahaan. Beliau menyampaikan bahwa UKM Hindu Universitas Lampung didirikan pada tanggal 21 September 1989 dengan tujuan awal yaitu sebagai sebuah wadah yang dapat mengumpulkan dan mempersatukan seluruh mahasiswa Hindu yang berada di masing-masing fakultas Universitas Lampung. Organisasi yang dulunya memiliki nama Keluarga Mahasiswa Hindu ini memiliki visi yaitu Menumbuhkan Jiwa kepemimpinan dan Kesadaran Berorganisasi yang memiliki sifat Spiritual dan Bertanggung jawab.
Setelah laporan pertanggung jawaban disampaikan oleh Komang Wastawan. Berikutnya tanggapan disampaikan oleh beberapa peserta sidang untuk kinerja masing-masing bidang hingga ketua UKM Hindu Universits Lampung periode 2012-2013. Tanggapan pertama diberikan untuk Bidang Kerohanian. Seorang peserta bertanya bagaimana program kerja tirta yatra belum terlaksana walaupun sudah terbentuk panitia dan juga PJ sedangkan kepengurusan 2012-2013 sudah berakhir? Pada saat itu Made Suwito mewakili anggotanya menyampaikan bahwa mungkin tirta yatra dapat dilaksanakan setelah kegiatan mahasabha usai. Pada saat itu jawaban ini masih menjadi tanda tanya karena nyatanya sangat tidak mungkin program kerja kepengurusan 2012-2013 dilaksanakan pada kepengurusan 2013-2014. Untuk program kerja SMS rohani, salah seorang peserta yaitu Putu Mira Tirta  W mengaku tidak pernah mendapat SMS rohani padahal sasaran program kerja ini adalah seluruh anggota UKM Hindu universitas Lampung. Hal tersebut dikarenakan kurangnya koordinasi antara koordinator bidang dengan anggota. Untuk kepengurusan selanjutnya untuk program kerja SMS rohani diharapkan menambahkan sms pengingat untuk melaksanakan puasa ekadasi dan ucapan hari raya. Selain itu, tanggapan juga diberikan untuk mading kerohanian, Gusti Agung Putra Yoga bertanya kenapa mading tidak berjalan, gambar dan bacaan yang ia temukan hanya itu-itu saja? Untuk program kerja bakti sosial, kinerja menurun dan tingkat keberhasilan kurang hal ini karena kurangnya persiapan dan lagi-lagi kurangnya koordinasi dari panitia ke anggota masyarakat tempat dimana bakti sosial dilaksanakan. Made Sudarte menambahkan bahwa untuk kegiatan bakti sosial seharusnya dibentuk tim untuk mengunjungi daerah yang akan dijadikan tujuan lokasi. Dari semua itu Made Suwito selaku koordinator Bidang Kerohanian mengaku bahwa kurangnya waktu untuk melaksanakan semua program kerja menyebabkan kinerja mereka seolah berkejar-kejaran dengan waktu. Hal itu membuat kualitas dari kegiatan itu sendiri berkurang. Untuk itu perlu memperhatikan kalender kegiatan dan memprioritaskan program kerja yang dianggap penting dahulu yang akan dilaksanakan.
Untuk Bidang Organisasi pertanyaan pertama datang dari seorang peserta yang menanyakan bagaimana kinerja barisan muda dan training of trainer (TOT)? Komang Puspa selaku koordinator menjelaskan bahwa TOT seharusnya dilaksanakan sebanyak 3 kali yaitu 2 kali dengan target mahasiswa baru dan 1 kali dengan target angkatan 2012. Kegiatan ini tidak terealisasikan karena terhalang kegiatan lain seperti LKMMH dan Mahasabha. Sedangkan tanggapan diberikan oleh Made Sudarte bahwa konsep TOT melenceng dan tidak sesuai dengan realisasinya. TOT merupakan pelatihan untuk menjadi seorang pelatih, seharusnya perlu dipersiapkan team yang mantap agar hasil yang dihasilkan juga tidak main-main. Sedangkan program kerja barisan muda tidak tepat diadakan setelah MPAB. Hal ini dikarenakan pengetahuan keorganisasian yang dimiliki kurang.
Bidang Penelitian & Pengembangan Bakat memiliki banyak program kerja tetapi tidak ada yang berjalan lancar. Maka untuk membuat program kerja yang mndukung perlu dilakukan kuisioner yang nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan. Misal pada pembuatan data base seperti berapa anggota yang aktif rapat, berapa yang tidak aktif, dan bagaimana grafik keaktifan anggota. Lalu lakukan analisis kemudian buat program kerjanya. Untuk gathering alumni, kegiatan ini dirasakan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Alumni yang hadir hanya 16 orang sedangkan jumlah target adalah 100 orang. Selain karena kurangnya ikatan antara alumni dan anggota, hal itu juga dikarenakan hubungan yang tidak dibina dengan baik oleh anggota. Untuk itu Komang Pujiana S.Pd menganjurkan untuk membangun relasi yang baik dengan alumni salah satunya dengan mengundang alumni bila ada kegiatan di UKM Hindu dengan undangan resmi dan berikan informasi melalui jejaring facebook untuk aluni yang berada di luar Bandar Lampung. Selain itu Made Sudarte juga menyarankan agar kegiatan gathering alumni menawarkan keuntungan untuk alumni yang datang misalnya bibit-bibit pekerja yang handal agar alumni bersemangat untuk datang. Untuk mading sebaiknya diurus oleh LitBang bukan bidang kerohanian dan mnimal mading harus diperbarui i minggu sekali.
Bidang Seni tidak memiliki program kerja utama. Akustik, paduan suara, tari dan drama merupakan kegiatan yang berperan di beberapa program kerja bidang lain. Sehingga untuk tetap menjadi bidang di UKM Hindu Universits Lampung perlu memiliki program kerja sendiri misalnya lomba tari se-Bandar Lampung.
Bidang Kewirausahaan bergerak pada kegiatan jual beli barang-barang yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan. Dalam hal ini dipertanyakan mengenai kantin kuningan yang berpindah lokasi penjualan yaitu di bawah tepat dimana warga berjalan keluar setelah persembahyangan selesai. Menurut Wayan Ana Voulina, koordinasi dari bidang kewirausahaan, berjualan di bawah lebih menguntungkan karena kebanyakan orang lebih mengutamakan persembahyangan ketimbang berbelanja, sehingga berjualan di bawah lebih tepat dari pada berjualan di atas. Dan terbukti, berjualan di bawah mendapat omset sebanyak RP. 2.000.000,- sedangkan berjualan di atas hanya Rp. 750.000,-. Untuk online shop terjadi sedikit kendala yaitu barang yang akan di upload/jual terbatas. Sedangkan untuk penjualan souvenir wisuda hanya terlaksana satu kali kendalanya adalah jadwal wisuda yang tidak bertepatan dengan hari libur sehingga tidak ada anggota yang dapat berjualan karena kesibukannya. Saran datang dari peninjau sidang yaitu Wayan Indrawan, Beliau menyarankan agar persiapan dilaksanakan jauh-jauh hari untuk penjualan souvenir wisuda, sedangkan unutk online shop usahakan untuk bisa menambah produk yang dijual dan bekerja sama dengan anggota lain yang ingin bekerja sama.
Bidang Olahraga pada saat laporan pertanggung jawaban dari 11 anggota hanya 2 orang yang datang, salah satunya koordinator bidang yaitu Wayan Samudra. Awalnya program kerja seperti latihan futsal dan olahraga bersama berjalan rutin 1 minggu sekali, seiring berjalannya waktu banyak anggota yang tidak dapat berkumpul dengan berbagai alasan. Tetapi selama kepengurusan, anggota  bidang olahraga pernah memenangkan juarab I dan II turnamen futsal di Universitas Darmajaya. Anggota bidang olahraga sedikit mengeluh tentang kurangnya suporter pada saat turnamen futsal, hal ini karena kurangnya dukungan/kesadaran membantu pada masing-masing bidang. Selain itu, bidang olahraga juga merasa di anak tirikan karena kurangnya dana untuk mengembangkan bidangnya. Komang Pujiana memberikan saran untuk program kerja bidang organisasi yaitu olahraga bersama atau futsal sebaiknya diadakan 2 atau 3 minggu sekali agar anggota yang ada kepentingan (pulang kampung) dapat dijalankan.
Di Koordinator Fakultas permasalahan ada pada pengurusnya yang kurang pengontrolan. Menurut Komang Pujiana Koordinator Fakultas sebaiknya ditiadakan karena program kerja yang tidak terlaksana. Sedangkan untuk pengumpulan data base dialihkan ke Bidang Penelitian & Pengembangan Bakat.
Presidium Inti terdiri dari bendahara, sekretaris, wakil ketua dan ketua umum. Laporan pertama disampaikan oleh Bendahara yaitu Kadek Ceria Sukma P. Beliau menyampaikan mekanisme pengeluaran dan pemasukan dana UKM Hindu Universitas Lampung. Modal awal yang dimiliki UKM Hindu dari awalnya berdirinya yaitu Rp.1.500.000,- hingga kini total dana yang dimiliki yaitu Rp.44.660.000,- yang diperoleh dari program kerja bidang kewirausahaan dan sisa-sisa permohonan dana dari suatu kegiatan oleh bidang lain, sedangkan pengeluaran yaitu Rp.12.300.000,-.Untuk saat ini belum diketahui berapa total dana yang dimiliki UKM Hindu karena masih ada banyak keperluan dan perlengkapan UKM Hindu yang belum dibeli seperti tanah 1,2 hektar, perlengkapan printer, sound sistem, handphone dan dana untuk tirta yatra. Solusi datang dari Made Sudarte yaitu perlu dbuatkan buku panduan kebendaharaan  untuk kepengurusan selanjutnya.
Sekretaris UKM Hindu Universitas kepengurusan 2012-2013 adalah Ni Wayan Arya Utari. Tanggapan dan saran dari peserta sidang untuk sekretaris banyak mengenai surat menyurat. Yang pertama saran disampaikan oleh Made Sudarte mengenai surat keluar dan surat masuk. Beliau menyarankan agar surat masuk (surat undangan) dibuatkan data keterangan seperti dari mana asal surat, prihal, tanggal masuknya surat, dihadiri atau tidak, jika iya siapa yang menghadiri. Selama kepengurusan, sekretaris tidak memegang tempat khusus untuk surat masuk dan surat keluar sehingga hal itu patutnya diperhatikan. Selain itu juga sekretaris mengaku bingung tentang pembuatan KOP surat karena selalu mengalami pembaharuan. Untuk itu salah seorang peserta menyarankan agar sekretaris memiliki buku peraturan sendiri untuk kesekretariatan. Beliau juga dianjurkan membuat surat undangan resmi untuk alumni jika UKM Hindu Universitas Lampung akan mengadakan suatu kegiatan, hal ini karena banyaknya keluhan yang datang dari alumni bahwa selama kepengurusan 2012-2013 tidak sekalipun menerima surat undangan resmi.
Wakil Ketua 1 dan Wakil Ketua 2 UKM Hindu Universitas Lampung adalah Ketut Adi P W dan Wayan Diatniti. Tugas dari wakil ketua 1 dan 2 adalah membantu ketua umum mengambil keputusan, memberi saran dan menggantikan ketua apabila ketua berhalangan hadir dalam suatu acara. Dalam satu tahun ini eksistensi atau peran Wayan Diatniti untuk UKM Hindu kurang maksimal karena sibuk dalam perkuliahan. Sedangkan Ketut Adi PW menurut Komang Wastawan adalah anggota yang memiliki kinerja dan keaktifan terbaik dibanding yang lain.
Sebagai Ketua Umum, Komang Wastawan, merupakan tonggak dari kesuksesan jalannya UKM Hindu Universitas Lampung periode 2012-2013. Sebagai awalan, pertanyaan datang dari Made Sudarte yaitu bidang apa yang telah menjalankan tugasnya dengan baik dan bidang apa yang kinerjanya terburuk. Beliau menjelaskan bahwa bidang dengan kinerja terbaik adalah bidang kerohanian sedangnya terburuk adalah bidang Penelitian & Pengembangan Bakat.  Beliau juga menyebutkan anggota yang memiliki keaktifan dan kinerja kurang, dan keaktifan dan kinerja baik yaitu Wayan Diatniti dan Ketut Adi P W. Selain itu, pada saat itu juga seorang peserta sidang meminta seorang dri pengurus untuk menyebutkan apa saja kekurangan dan kelebihan yang dimiliki Komang Wastawan selama kepengurusan. Sebagai wakil, Made Suwito menjelaskan bahwa beliau tidak mau bekerja, sedangkan kelebihanya adalah beliau sabar dan mau menampung keluh-kesah dari anggotanya. Sedangkan Made Sudarte menjelaskan bahwa Komang Wastawan adalah sosok yang tidak bertanggung jawab, tidak mau menerima kritik, tidak ada penghargaan dan tidak mau menjalin hubungan dengan senior. Beliau juga menambahkan ketua umum tetap ikut bekerja dalam jalannya suatu kegiatan, hanya saat hari H ketua umum berhak untuk tidak bekerja lagi. Sebagai solusi, beliau menghimbau kepada kepengurusan selanjutnya untuk lebih mendekatkan diri dengan alumni dan jalin hubungan yang lebih erat.
Selesai penyampaian laporan pertanggung jawaban, pada saat akan menentukan laporan pertanggung jawaban kepengurusan 2012-2013 diterima atau tidak, seluruh pengurus diminta untuk keluar dari ruang sidang sedangkan peserta sidang bermusyawarah mencari jalan  keluar.  Sempat terjadi keributan saat itu karena sebagian peserta sidang ada yang menerima sedangkan sebagiannya lagi tidak menerima hingga beberapa menit kemudian palu sidang diketukan satu kali oleh pimpinan sidang bahwa laporan pertanggung jawaban kepengurusan 2012-2013 diterima.

Sidang Paripurna II
Setelah sidang pleno II usai dan laporan pertanggung jawaban kepengurusan 2012-2013 dinyatakan diterima, sidang dilanjutkan dengan sidang paripurna II yaitu mengesahkan hasil sidang pleno II dengan penandatangan hasil keputusan sidang pleno II oleh pimpinan, sekretaris serta anggota sidang.
Pukul 00.30, sebelum dilanjutkan ke sidang pleno III, waktu selama 75 menit diisi dengan penampilan drama tengah malam yang berjudul Mengejar Cinta dengan Sadhana. Drama ini bercerita tentang dua orang pemuda Hindu yang jatuh hati kepada seorang gadis yang hanya ingin menjalin kasih jikalau mereka rajin bersadhana. Kedua pemuda itu memutuskan untuk mencari guru hingga akhirnya salah satu dari pemuda itu jatuh hati pada cucu dari gurunya. Beberapa waktu kemudian setelah mereka rajin bersadhana merekapun hidup bahagia dengan pasangan hidupnya. Di luar dugaan drama menghabiskan waktu hingga satu setengah jam dan berakhir pukul 02.00.

Sidang Pleno III
Pada sidang pleno III membahas Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga UKM Hindu Universitas Lampung. Pembahasan ini dipimpin atau dibacakan oleh Komang Wastawan lalu dengan meminta persetujuan dengan seluruh peserta sidang. Setelah menemukan hasil, pengesahan dilakukan pada sidang berikutnya yaitu sidang paripurna III.

Sidang Paripurna III
Seperti biasa sidang paripurna dilaksanakan untuk mengesahkan hasil sidang pleno sebelumnya. Setelah hasil keputusan sidang dbacakan oleh pimpinan sidang, penandatangan hasil keputusan dilakukan oleh pimpinan, sekretaris dan anggota sidang.

Sidang Pleno IV
Yang di bahas dalam sidang pleno IV adalah pembentukan komisi-komisi, yaitu komisi A, komisi B, dan komisi C. Pada saat itu seluruh peserta sidang di bagi menjadi 3 secara random unntuk dibentuk menjadi komisi-komisi. Setelah itu masing-masing komisi di tempatkan dalam ruang yang berbeda untuk membahas bahasannya masing-masing. Komisi A membahas garis-garis besar haluan program kerja organisasi (GPHPKO) UKM Hindu Universitas Lampung, Komisi B membahas tentang rekomendasi dan Komisi C membahas tentang kriteria calon ketua & mekanisme pemilihan. Sedangkan penulis sendiri masuk ke dalam Komisi C. Pada saat Sidang Komisi, pimpinan dan sekretaris mengajukan diri mereka sendiri. Mereka yaitu Putu Say Krisna dan Wayan Ayu Mandala. Hasil sidang komisi ada beberapa perubahan, penghapusan dan penambahan point pada syarat-syarat umum seperti pada point i ditambahkan menjadi “Pernah ikut pelatihan kepemimpinan khususnya di UKM H Unila dibuktikan dengan sertifikat”.

Sidang Pleno V
Sidang pleno V yaitu membahas hasil sidang komisi yang telah dilaksanakan sebelumnya. Yang pertama disampaikan oleh perwakilan dari Komisi A yaitu Wayan Sandiyase dan Putu Mira Tirta W, mereka menyampaikan beberapa perubahan untuk kemudian meminta persetujuan dari peserta sidang. Begitu juga yang dilakukan oleh perwakilan dari Komisi B dan C. Setelah semua tersampaikan dan disetujui oleh peserta dan pimpinan sidang, pengesahan hasil keputusan dilaksanakan pada sidang selanjutnya yaitu Sidang Paripurna V.

Sidang Paripurna V
Pada sidang ini, peserta dimohon berdiri oleh pimpinan sidang untuk pimpinan sidang kemudian membacakan hasil keputusan sebelumnya. Setelah itu kemudian dinyatakan sah dengan penandatangan pada hasil keputusan oleh pimpinan, sekretaris dan anggota sidang.

Sidang Pleno VI
Sidang pleno VI adalah pembentukan tim formatur. Yang sudah ditentukan sebelumnya, mereka adalah anggota dari presidium inti yaitu Komang Wastawan, Ketut Adi P W, Kadek Ceria Sukma P, Ni Wayan Arya Utari, dan seorang dewan penasihat yaitu Ketut Adi Puspa. Pada saat itu setelah terbentuknya tim formatur, seluruh peserta diistirahatkan dengan persetujuan pimpinan sidang. Setelah tim formatur terbentuk sidang selanjutnya adalah Sidang Paripurna VI yaitu mengesahkan hasil sidang pleno VI.

Sidang Formatur
Sidang formatur diadakan untuk pemilihan ketua umum UKM Hindu Universitas Lampung periode 2013-2014. Untuk calon ketua umum boleh mengajukan diri sendiri dan diajukan oleh peserta sidang. Sebagai hasil, ada 2 calon yang mengajukan diri untuk menjadi ketua umum yaitu Komang Puspa dari fakultas hukum dan Made Suwito dari program studi teknik pertanian. Sedangkan satu calon diajukan oleh peserta sidang yaitu I Wayan Adinata dari program studi pendidikan fisika. Calon-calon ketua diminta untuk mengumpulkan berkas-berkas seperti sertifikat pelatihan kepemimpinan (LKMMH). Dari 3  calon, hanya 2 calon yang dapat mengumpulkan berkas-berkas yaitu Komang Puspa dan Made Suwito sedangkan I Wayan Adinata dinyatakan gugur.

Sidang Pleno VII
Pada sidang pleno VII, masing-masing dari calon ketua diberikan waktu untuk menyampaikan visi dan misi dan program kerja bila terpilih menjadi ketua nantinya. Setelah penyampaian visi misi dan program kerja, peserta sidang dipandu oleh pimpinan sidang dipersilahkan untuk memberikan beberapa pertanyaan untuk calon ketua. Salah satunya pertanyaan datang dari I Wayan Adiatma yaitu pilih mana UKM Hindu atau pacar. Setelah sesi tanya-jawab usai calon ketua diminta keluar ruangan, sedangkan peserta sidang bermusyawarah menentukan siapa yang pantas menjadi ketua. Musyawarah ini dipimpin oleh Made Sudarte, beliau menunjuk beberapa peserta sidang untung memberikan kesaksian tentang kedua calon ketua. Karena tidak membuahkan hasil, voting terpaksa harus diadakan. Sebelum dilakukan voting, antar calon sidang dilakukan loby-loby untuk menentukan mekanisme penentuan ketua. Sebagai hasil calon yang mendapat voting lebih tinggi akan menjadi ketua umum sedangkan yang lain menjadi wakil ketua. Voting menunjukan bahwa yang menjadi ketua umum UKM Hindu Universitas Lampung periode 2013-2014 adalah Made Suwito dengan perolehan suara 53 dan wakil ketua Komang Puspa dengan perolehan suara 43.

Sidang Paripurna VII
Sidang paripurna VII berisi pengesahan hasil  sidang formatur yaitu mengesahkan Made Suwito sebagai ketua umum UKM Hindu Universitas Lampung dan Komang Puspa sebagai wakil ketua.

Penutupan Mahasabha XXIV UKM-Hindu UNILA
Mahasabha ke XXIV ditutup dengan penyampaian laporan ketua pelaksana kegiatan yaitu Putu Sayu Okta. Beliau mengucapkan terima kasih kepada seluruh orang yang telah membantu jalannya kegiatan LKMMH dan Mahasabha. Seperti panitia pelaksana, peserta sidang, dewan penasihat dan juga peninjau. Kegiatan ini ditutup dengan paramasantih oleh Beliau.

3.6  Hambatan pada Kegiatan Mahasabha ke XXIV
Kurangnya persiapan menuju kegiatan mahasabha ke-24 tidak menghambat jalannya kegiatan ini. Rapat yang hanya diadakan 2 kali yaitu sebelum kegiatan LKMMH  bersamaan dengan rapat membahas rundown kegiatan LKMMH dan pada hari rabu, tiga hari sebeum hari H dirasakan cukup, mengingat sudah terbentuknya panitia karena kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan LKMMH. Waktu dimulainya kegiatan yang tidak sesuai dengan jadwal dan beberapa hal pada saat persidangan sedang berlangsung seperti menanyakan sesuatu yang diluar konteks bahasan dan pimpinan sidang yang kurang mengerti persidangan menyebabkan terjadinya keterlambatan selesainya kegiatan.  Beberapa peserta sidang  yang  tertidur di tempat sidang karena lamanya sidang berlangsung juga tidak mengganggu jalannya persidangan.



IV. PENUTUP


4.1  Kesimpulan

Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain, untuk berfikir dan bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Seorang pemimpin diharapkan memiliki sikap yang dapat ditiru bawahannya, yang dapat dijadikan contoh sehingga apa yang mereka tuju bersama dalam suatu organisasi dapat tercapai. Mahasabha merupakan musyawarah besar yang diselenggarakan UKM Hindu Universitas Lampung setiap tahun guna membahas kinerja kepengurusan pengurus sebelumnya dan pemilihan kepengurusan UKM Hindu untuk periode selanjutnya. Sedangkan LKMMH merupakan salah satu program kerja bidang organisasi UKM Hindu Universitas Lampung yang diadakan bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang organisasi agar dapat memanajemen organisasi dengan baik.

4.2  Saran

Rencana dan persiapan untuk kegiatan besar seperti ini sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari. Agar kegiatan berjalan efektif dan semaksimal mungkin. Dan untuk yang akan mengikuti sidang dalam konteks ini yaitu mahasabha diharapkan untuk mengetahui dahulu bagaimana teknik persidangan baik itu melalui internet atau bertanya dengan orang yang lebih dulu tahu tentang ini seperti alumni sehingga persidangan dapat berjalan dengan lancar.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2011. Belajar Teknik Persidangan. [Online] https://my-project-rony.googlecode.com/files/belajar%20teknik%20persidangan.pdf. Di akses pada tanggal 19 Desember 2013 pukul 15.33.

Ariyanto, Randi. 2012. Manajemen Kepanitiaan. [Online] tumbuhberbagidiridhoi.blogspot.com/2012/04/manajemenkepanitiaanhtml?m=1. Di akses pada tanggal 24 Desember 2013 pukul 16.35.

Maharta, Nengah dkk. 2011. Kumpulan Naskah Dharmawacana. Bandar Lampung: Prima.