Senin, 21 April 2014

Makalah Pengaruh Budaya Luar terhadap Peranan Generasi Muda dalam Ketahanan Nasional


PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERANAN MAHASISWA DALAM KETAHANAN NASIONAL
Makalah Mata Kuliah Umum Kewarganegaraan
Disusun oleh:
Ni Kadek Yulianingsih
1313042054
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandar Lampung
2014
Kata Pengantar
Puju syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul Pengaruh Globalisasi Terhadap Peranan Mahasiswa Dalam Ketahanan Nasional ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang pengaruh budaya asing terhadap budaya nasional dan pengaruhya dengan peranan mahasiswa dalam meningkatkan ketahanan nasional ini merupakan tugas dari Mata kuliah Umum Kewarganegaraan. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermamfaat untuk para pembaca.
Bandar Lampung, 19 April 2014

                                                                          Penulis

Daftar Isi
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab I   Pembahasan
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan Penulisan
1.3  Metode Penulisan
Bab II  Permasalahan
Bab III Pembahasan
3.1 Pengaruh Budaya Globalisasi Terhadap Budaya Nasional Indonesia
3.2 Pentingnnya Peranan Mahasiswa dalam Menanggapi Pengaruh Budaya Global
3.3 Implementasi Peranan Mahasiswa Menanggapi Pengaruh Budaya Global
3.4 Strategi Untuk Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2 Penutup

Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang

Mahasiswa diidentikkan dengan agent of change. Kata-kata perubahan selalu menempel erat sebagai identitas para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah ditumpukan besarnya harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan membanggakan. Kekuatan yang dimiliki mahasiswa untuk melakukan suatu perubahan sangatlah besar sehingga tak bisa dipungkiri memang mahasiswa memiliki peranan penting dalam perubahan. Dari banyak peristiwa social yang terjadi di Indonesia, kita akan mengerti betapa pentingnya peran pemuda dalam pembangunan dan gerakan cultural bangsa tragedi Trisakti Mei 1998 yang menuntut reformasi untuk mengganti orde baru dan memaksa turun Presiden Soeharto dari kekuasaannya yang telah di genggamnya selama hampir 32 tahun sebagai salah satu bukti kekuatan mahasiswa dalam melakukan perubahan. Bung Karno pun pernah meengungkapkan tentang kekuatan pemuda dalam pidatonya yang berbunyi “Berikan sepuluh pemuda untukku, maka akan kuguncang dunia”. Bung Karno nampaknya menyadari dari awal, bahwa dalam pembentukan negara dan bangsa dibutuhkan pemuda sebagai penghuni untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indoonesia. Pemudalah yang memiliki kesegaran gagasan, semangat perubahan dan progesivitas pikiran, dan keluhuran cita-cita dalam membangun bangsa.
Berbagai peristiwa besar di dunia pun juga identik dengan peran mahasiswa di dalamnya, Namun, kondisi mahasiswa dewasa ini sangat mengkhawatirkan, tidak sedikit mahasiswa yang menjadikan kuliah sebagai ajang untuk bersenang-senang, berfoya-foya dan lain sebagainya bukan sebagai ajang untuk mengoptimalkan kemampuan intelektual dan pengembangan diri. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan ketidakmampuan mahasiswa dalam memfilterisasi pengaruh dari budaya asing yang menganut paham hedonisme, di tambah tidak adanya rasa prihatin mahasiswa terhadap lingkungan. Artinya seandainya saja mahasiswa dapat melihat betapa banyak orang-orang yang sangat menginginkan untuk melanjutkan studinya tetapi tidak memiliki kesempatan untuk itu di lingkungannya, pasti rasa untuk mengikuti perkuliahan dengan baik sangatlah mungkin terjadi, sehingga akan muncul mahasiswa-mahasiswa yang memiliki dan mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya untuk menjadi agent of change.
Penulis mengambil pokok tentang peranan mahasiswa dalam menanggapi pengaruh budaya global adalah untuk mengingatkan agar mahasiswa tidak lebur dalam pengaruh budaya global. Karena di era gobalisasi sekarang ini dimana dunia telah memasuki babak baru masyarakat global, yakni babak dari suatu era masyarakat yang semakin universal dan modern sehingga masyarakat dunia dapat saling berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh ruang, gerak, dan waktu. Sangat dikhawatirkan jika pengaruh globalisasi akan mengakibatkan mahasiswa lebur di dalamnya. Sebagai sesama mahasiswa penulis merasa mempunyai tanggung jawab untuk saling mengingatkan dalam menjaga budaya nasional Indonesia.

1.2  Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengetahui pengaruh budaya globalisasi terhadap budaya nasional Indonesia.
2. Memahami pentingnya peranan mahasiswa dalam menanggapi pengaruh budaya global.
3. Mengungkap dan memahami implementasi mahasiwa menanggapi pengaruh budaya global untuk menjaga budaya nasional Indonesia.
4. Mengetahui Strategi Mahasiswa/pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional.
5.  Memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Kewarganegaraan.
1.2  Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis memperoleh informasi dari internet yang berkaitan dengan materi dalam makalah ini.
Bab II
Permasalahan
Dari penjelesaan dalam latar belakang diatas maka permasalahan dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh budaya globalisasi terhadap budaya nasional Indonesia?
2. Bagaimana pentingnya peranan mahasiswa dalam menanggapi pengaruh budaya global?
3. Bagaimana implementasi mahasiswa menanggapi pengaruh budaya global untuk menjaga budaya nasional Indonesia?
4. Apa saja strategi untuk mahasiswa dalam memperkuat ketahanan nasional.
Bab III
Pembahasan

3.1 Pengaruh Budaya Globalisasi terhadap Budaya Nasional

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan negara Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Segi budaya merupakan yang paling rentan terkena dampak negatif globalisasi. Bentuk informasi dan sarana yang dapat diterima dengan bebas akan mampu mempengaruhi pola bertindak dan berpikir mahasiswa ataupun masyarakat luas. Bahayanya kini para mahasiswa lewat asumsi mereka (pemuda) bangga dengan identitas buatan atau kultur imitasi yang mereka sandang dalam kesehariannya. Sangat ditakutkan asumsi itu malah Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya rasa ego yang berlebihan. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat menggangu kehidupn nasional bangsa.
Arus globalisasi saat ini sangat jelas telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri. Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari Tor-Tor dan Tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, pemuda di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik. Selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti “OK, No problem dan Yes”, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia . Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta “menyumbang” bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend di lingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan “baik”. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
3.2 Pentingnya Peranan Mahasiswa dalam Menanggapi Pengaruh Budaya Global

Pengaruh globalisasi terhadap anak muda begitu kuat. Meskipun globalisasi memiliki dampak posotifnya seperti dari globalisasi sosial budayanya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan IPTEK dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Namun, dampak negatifnya jauh lebih besar dibandingkan dampak positifnya. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Sebagai contoh dari cara berpakaian remaja, saat ini saja banyak yang menggunakan pakaian minim bahan dan ingin terlihat seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Kesimpulannya, mahasiswa lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya dari pada menjadi dirinya sendiri. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi mahasiswa, internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, maka akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak mahasiswa yang menggunakan tidak sebagaimana mestinya. Rasa sosial terhadap masyarakat pun menjadi pudar bahkan hilang karena mereka lebih memilih sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Apabila kondisi ini dibiarkan dan terus tumbuh sumbur, maka jangan heran, cepat atau lambat budaya nasional Indonesia yang merupakan identitas nasional bangsa Indonesia akan pudar bahkan hilang karena nilai nasionalisme masyarakat Indonesia akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa sosial terhadap masyarakat.
3.3 Implementasi Peranan Mahasiswa Menanggapi Pengaruh Budaya Global untuk Menjaga Budaya Nasional Indonesia

Arus globalisasi sekarang ini begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Globalisasi mempunyai dampak yang positif dan negatif dalam pengaruhnya. Dalam globalisasi modernisasi diartikan sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern. Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya taraf penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. Modern juga berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup dalam masyarakat. Berdasarkan analisa dan uraian di atas maka pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme antara lain, yaitu:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai kebudayaan bangsa Indonesia.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.
3.  Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Selektif terhadap pengaruh budaya global.
5. Mewujudkan, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil-adilnya.
Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh budaya global yang dapat melunturkan nilai nasionalisme bangsa Sehingga kita tidak akan kehilangan identitas nasional Indonesia.

3.4 Strategi untuk Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia guna memperkuat ketahanan nasional adalah:

1. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.
2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat lintas bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan serta melibatkan peran serta masyarakat.
3. Menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek dan pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan efektif.

Dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban yang merupakan proses gradual (berangsur-angsur) semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa. Proses gradual ini secara sosiologis merupakan proses sosialisasi (penanaman) nilai dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-35 tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam rangka memperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa sehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun), diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu menerapkannya dalam lingkungannya.

Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak kematangan sebuah generasi. Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai kemandirian. Pertama, harus diciptakan iklim yang kondusif agar para generasi muda dapat mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya. Dengan pernyataan ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan optimis tentang para generasi muda, yaitu bahwa setiap generasi muda memiliki potensi, bakat, dan minat masing-masing. Kedua, pemberdayaan generasi muda membutuhkan suatu strategi kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan generasi muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih berdaya dan diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada para generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik. Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.

Bab IV
Penutup

4.1.Kesimpulan

Dari seluruh pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa globalisasi tidak hanya membawa dampak atau pengaruh positif terhadap pemuda (mahasiswa) dan kebudayaan bangsa Indonesia, tetapi juga dampak negatif. Hal ini dapat dilihat dari perubahan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dan sedang berlangsung di lingkungan kita, seperti mahasiwa yang tidak lagi menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (sopan), cara berpakaian yang tidak lagi sesuai dengan norma-norma bangsa Indonesia, mahasiswa yang tidak lagi mengindahkan kebudayaan daerah karena lebih suka dengan budaya luar, dan masih banyak lagi. Hal ini jelas mengganggu peranan mahasiswa dalam melestarikan kebudayaan bangsa. Pemuda yang seharusnya menjadi tonggak utama guna memperkuat ketahanan nasional bangsa melalui kebudayaan malah bertindak sebaliknya.
Untuk mengurangi bahkan menghilangkan budaya pemuda/mahasiswa yang mulai bergerak kebarat-baratan ini, dapat dilakukan dengan membentuk kesadaran budaya pada pemuda/mahasiswa yaitu dengan cara mengoptimalkan peran pemuda/mahasiswa dalam pelestarian budaya yang telah ada atau membentuk budaya baru yang lebih baik lagi. Untuk dapat menuju ke arah itu, mahasiswa perlu untuk dibentuk dan di arahkan terlebih dahulu untuk lebih cinta dengan tanah air kita, menumbuhkan dan meningktakan rasa nasionalisme sehingga kita (pemuda) tidak kehilangan identitas nasional Indonesia dan dapat memperkuat ketahanan nasional.
4.2  Saran

Budaya nasional merupakan faktor penting dalam identitas nasional bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa yang merupakan penerus bangsa hendaklah kita lebih memberikan perhatian penting terhadap budaya nasional bangsa indonesia di tengah berkembangnya budaya global seperti sekarang ini. Jangan sampai identitas tersebut malah melebur dalam budaya global. Mencintai dan melestarikan budaya nasional bangsa Indonesia merupakan langkah awal proteksi terhadap pengaruh negative budaya global. Hal ini jelas untuk menjaga identitas nasional bangsa Indonesia di tengah era globalisasi.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. 12345. [Online] http://jabarsut.files.wordpress.com/2009/01/12345.doc. Di Akses pada tanggal 18 April 2014 pukul 19.14.

Fikri, Atika. 2012. Mahasiswa di Era Globalisasi. [Online] http://atikaf.blogspot.com/2012/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Di akses pada tanggal 19 April 2014 pukul 20.45.


Sutrisno, Rendy. 2009. Makalah Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah. [Online] http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/. Di akses pada tanggal 19 April 2014 pukul 18.55.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar